Belakang Padang Batam



Jika setelah jalan-jalan di Batam, kita telah bosan dengan hiruk pikuk suasana kota, maka tidak ada salahnya coba kita untuk singgah ke Belakang Padang. Anda akan temukan suasana pulau yang tenang, jauh dari hingar bingar aktivitas industri, bising knalpot kendaraan serta polusi asap pabrik.

Sejatinya Belakang Padang menyimpan catatan sejarah tersendiri. Batam yang kini telah menjadi sentra industri terkemuka, dulunya merupakan bagian   dari Kecamatan Belakang Padang. Sebagai ibukota Kecamatan, Belakang Padang saat itu merupakan pusat Pemerintahan sekaligus sentra dagang penting yang menopang Batam pada dekade awal. Namun seiring dengan pesatnya pembangunan Batam, status Belakang Padang beralih menjadi bagian dari Wilayah kerja Pemerintah Kota Batam.

Terlepas dari sisi historis, yang pasti Belakang Padang memiliki magnet tersendiri tunuk dikunjungi orang atau jalan-jalan ke Batam. Belakang Padang adalah sebuah contoh bagaimana pulau yang dulunya dihuni komunitas melayu, lalu tumbuh menjadi perkampungan  besar yang terdiri atas beragam komunitas.
Rumah-rumah warga di kampung besar ini, berdiri diatas bibir pantai bahkan banyak yang menjorok hingga ke laut. Sebagian terbuat dsri kayu dan sebagian merupakan bangunan permanen. Pancung serta pompong merupakan alat transportasi utama warga. Selain itu, ada juga becak untuk mengangkut orang dan barang. Jika jalan-jalan ke Batam khususnya ke Belakang Padang, berjalan kaki atau naik sepeda jamak dilakukan warga untuk pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Jika jalan-jalan ke Batam dan ke Belakangpadang, anda akan dengan mudah melihat panorama serta kerlap-kerlip cahaya yang dihasilkan oleh gedung-gedung tinggi menjulang milik negeri tetangga Singapura.  Saat puasa sedang cerah, view negeri singa itu memang terlihat amat jelas, Jarak Belakangpadang ke Singapura kurang dari 40 km.

Beragamnya komunitas yang menghuni Belakangpadang menyebabkan kampung besar ini memiliki begitu banyak makanan yang bisa anda santap  selama jalan-jalan ke Batam atau Belakangpadang. Tapi yang khas dan selalu dicoba orang  yang berkunjung ke Belakangpadang adalah nasi lemak, mie siam serta serondeng. Kue epok-epok dan kue lapis juga  jadi penganan ringan yang sayang kalau anda lewatkan begitu saja. untuk penutup, coba seruput es cendol atau es gunung khas Belakangpadang yang terkenal bercitarasa enak dan segar.

Jalan-jalan ke Batam atau kunjungan anda ke Belakangpadang menjadi tidak sempurna kalau tidak menyinggahi tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Attaqwa, makam bekas tentara jepang, Batu Gajah aau Gedung eks Angkatan Laut yang terletak tak jauh dari pemukiman warga. Atau ingin suasana lain, berkunjunglah ke Belakangpadang pada sekitaran bulan Agustus. Anda akan dapatkan belakangpadang dalam suasana yang gegap gempita. Ya, kampung besar ini tengah menggelar Sea Eagle Boat Race. Lomba balap perahu dayung ini diikuti peserta dari seluruh kota dan kabupaten Se Provinsi Kepulauan Riau termasuk dari Brunei Darussalam, Singapura serta Malaysia.

Tips Bagi Traveler Jalan-Jalan ke Batam, Belakangpadang
Untuk mencapai pulau Belakangpadang ini, tidaklah sulit. Dari Kawasan Kota, mintalah tour guide atau sopir taxi mengantar anda ke Pelabuhan Domestik Sekupang Batam. Dari sana perjalanan anda teruskan menggunakan pancung. Batam ke Belakangpadang dapat ditempuh dalam waktu 20 menit. Ongkos? Cukup mengeluarkan 10 ribu rupiah per orang. Tapi kalau mau charter pancung juga bisa, berkisar 100 ribu untuk sekali jalan. 

Kalau sudah mencapai Belakangpadang, anda kami sarankan untuk mengunjungi Pulau Sambu yang berjarak hanya sekitar 1 kilometer. Pulau Sambu sampai kini masih difungsikan sebagai bunker minyak milik PT. Pertamina Sambu. Disana dapat anda telusuri tempat-tempat bersejarah seperti pemakaman keramat bugis, Tangga Seratus serta bekas bangunan peninggalan Belanda. Yukkk segera Jalan-Jalan ke Batam

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Belakang Padang Batam"

Posting Komentar